Sunday, September 27, 2015

Pergiliran Itu Niscaya

Pergiliran Itu Niscaya

Tak ada manusia hidup senang selamanya atau sedih tanpa jeda.

Allah selalu mempergilirkan keadaan hamba-hamba-Nya, hanya saja tidak semua kita memahami itu. Sudut pandanglah yang membuat manusia berbeda dalam memaknai pergiliran itu.

...Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada'. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim,
Dan agar Allah membersihkan orang-orang yang beriman (dari dosa mereka) dan membinasakan orang-orang yang kafir.
(Terjemah QS. Ali Imron : 140-141)

Supaya jelas mana orang beriman, mana yang kafir.

Hanya dengan diberi sakit ringan, keimanan seseorang terwujud dalam sikapnya, apalagi dengan ujian yang berat, akan semakin nyata kekuatan iman seseorang.

Saat sakit, orang beriman bisa melihatnya dari sudut pandang positif, misalnya sakit adalah kesempatan istirahat, karena saat sehat potensinya digunakan secara optimal untuk beraktifitas positif, sayang untuk beriatirahat.
Saat sakit juga kita akan melihat ekspresi kasih sayang dan perhatian orang-orang yang ada di sekitar.
Ketika sakit sangat baik melakukan evaluasi dan memikirkan banyak hal, yang tidak sempat terfikirkan di saat sehat.
Saat sakitpun jadi kesempatan banyak dzikir dan istighfar, karena dengan sakit Allah sedang meruntuhkan dosa-dosa kita.

Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun (Terjemah QS. Al Mulk : 2)

Sesungguhnya kehidupan ini rangkaian ujian, hanya yang bersiagalah yang akan mampu melampauinya dengan sukses.

No comments:

Post a Comment