Thursday, September 10, 2015

Musibah Dan Masa Lalu

Setiap kita pasti pernah mengalami musibah, baik besar maupun kecil.

Ada beberapa anggapan tentang musibah yang menimpa seseorang.

Bisa jadi sebagai cobaan atau azab.

Sebagai apakah suatu musibah yang menimpa kita?

Tepatnya, Hanya Allah yang tahu, maksud dan tujuan dari musibah yang diberikan-Nya.

Kita dituntun untuk berucap innalillahi wa inna ilaihi roojiuun, atas berita musibah yang sampai.

Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jugalah kami kembali.

Tetapi kadang kala, kita refleks mengucap istighfar, kenapa?

Mungkin nurani kita takut, musibah ini sebagai azab dari kelakuan kita di masa lalu, karena hari ini tak akan terlepas begitu saja dari masa lalu.

Apa yang kita rasakan hari ini, ada kaitannya dengan perjalanan masa lalu.

Rasanya, menganggap musibah yang menimpa diri sebagai azab, itu lebih berefek positif. Dengan begitu kita berusaha untuk bertaubat, minimal istighfar sebanyak-banyaknya, walau kita tidak tahu musibah ini sebagai hukuman bagi perbuatan kita yang mana.

Selain itu kita juga akan lebih berhati-hati untuk tidak melakukan hal-hal yang sekiranya akan mendatangkan hukuman, entah itu berupa musibah di dunia atau di akhirat.

Bagaimana dengan musibah yang menimpa orang lain?

Anggaplah itu sebagai ujian baginya, agar kita terhindar dari suudzon dan menduga-duga. Bisa jadi akan mencari kesalahan-kesalahannya dan berujung merendahkan.


No comments:

Post a Comment