Sunday, October 5, 2014

Si Jago Tua

Mungkin ada yang mentertawakan. Bisa jadi ada yang kasihan. Aku sendiri hanya tersenyum, dengan perasaan campur aduk, jika melihatnya ada di barisan sejawatnya. Sangat mudah dicari.

Saat hati sedang diliputi bahagia, memandangnya menghasilkan senyum syukur dan bahagia. Ini modal kami beraktivitas dan beramal sholeh. Alhamdulillah, masih ada yang bisa digunakan saat dibutuhkan.

Teringat saat dia sedang cape, dan butuh perawatan bengkel, tentu sangat merepotkan berburu waktu dengan segala urusan menggunakan ojek atau angkot.Untunglah pemilik bengkel langganan, berbaik hati meminjamkan motornya saat si tua harus direparasi.

Saat hati sedang kena bisul, nelangsa rasanya. Melihat teman lain sudah bermobil, setidaknya berulang kali berganti model motor sesuai perkembangan. Ah...sudahlah. Atau saat kami butuh kendaraan lebih, karena dua orang harus pergi ke tempat yang berbeda dalam waktu yang bersamaan, akhirnya dia menjadi kambing hitam keterlambatan salah satu dari kami.

Kasihan sekali saat aku memandangnya dengan tatapan yang...mungkin menyalahkan, ketika kerapuhan pertahanan diri terhadap angin dan cuaca tumbang. Harusnya kan seusiaku layak ke mana-mana diantar kendaraan tertutup, cie...cie...mobil, maksudnya. Halah, ukurannya apa, main mengharuskan!

Warna aslinya hitam, atas kreativitas si sulung, penampilannya berubah dan sangat dikenali, siapa pemiliknya. Kekuatannya, jangan ditanya. Entah berapa puluh ribu kilometer telah ditempuhnya, baik jalan halus perkotaan atau jalan berbatu dan licin di perkampungan. Akupun tak tahu, sampai kapan kebersamaan ini, dan siapa yang harus pensiun lebih dulu, dia, Si Jago Tua atau aku Si...siapa ya?

No comments:

Post a Comment