Mendeskripsikan karya seni visual
Judul : Fallen Angel
Karya lukis : Wasi Kendedes
Sebuah gambar mampu mewakili beribu kata dan menjelaskan
banyak persoalan, juga bisa menimbulkan berbagai penafsiran.
Pembuat gambar tentu punya pesan yang ingin disampaikan
melalui karyanya, sedang penikmat menangkap pesan sesuai dengan wawasan,
kemampuan memahami dan kondisi psikologis saat menikmati karya itu.
Tak ada jaminan pesan yang ingin disampaikan sipembuat
gambar, diterima scara utuh oleh sipenikmat. Tergantung pada ketelitian si
penyampai pesan maupun sipenerima.
Saya berkomentar sebagai penikmat, tanpa kenal secara
pribadi ataupun karya-karya sebelumnya dari Mbak Wasi Kendedes, juga tanpa latar belakang ilmu sedikitpun
tentang seni rupa, gambar atau lukisan.
Kalau benar, yang dimaksud dengan judul itu adalah malaikat
yang jatuh, maka Mbak Wasi punya alasan dan latar belakangnya sendiri, dan itu
tidak akan kita ketahui dengan pasti kecuali yang bersangkutan mau berbagi
dengan memberikanpenjelasannya.
Dari gambar tersebut saya menangkap tentang sebuah upaya
penurunan visi misi hidup kepada anaknya, generasi pelanjut kehidupannya.
Makhluk bertanduk yang menyerupai manusia! Saya sulit
mencari alternatif selain, makhluk itu merupakan gambaran iblis atau syetan.
Saya tidak juga
menyatakan bahwa iblis atau syetan termasuk malaikat, itu diluar kemampuan saya
untuk mengkajinya, tetapi setidaknya, dari berita langit kita ketahui bahwa
iblis pernah hidup sezaman dan di tempat yang sama dengan malaikat dan Adam
beserta istrinya, manusia pertama.
Dikabarkan bahwa
iblis diusir dari surga, tempat yang tak ada bandingannya dari semua
kenikmatan, karena pembangkangannya pada Yang Maha Kuasa. Iblis marah! Iblis
sakit hati! Dendam! Dia terjatuh dari kenikmatan yang tertinggi.
Dia dengki, tak rela
kenikmatan itu diberikan pada Adam dan keturunannya. Dia bertekad akan melanjutkan
dendamnya! Okelah, takdirnya kekal di neraka, tapi dia tak ingin sendirian! Dia
akan berjuang, menyeret sebanyak-banyaknya keturunan Adam untuk menemaninya.
Kelonggaran yang diberikan padanya, tak pernah menemui mati
selama umur dunia, membuatnya semakin bersemangat mengkader anak keturunannya.
Jumlahnya berlipat dari umat manusia yang bernyawa. Pengkaderan itu dilakukan
dari buaian hingga hari kiamat tiba.
Tak ada manusia yang
terbebas dari serangannya, sulit menghindari pengaruhnya, kecuali orang-orang
yang selalu ikhlas mengabdi kepada Sang Pencipta, karena hanya kuasa-Nya yang
mampu melindungi.
Iblis begitu masif dalam pengkaderan anak keturunannya,
bagaimana dengan kita, manusia?
No comments:
Post a Comment