Friday, October 17, 2014

Mencoba Mendeskripsikan Gambar

Mendeskripsikan karya seni visual

Judul : Fallen Angel

Karya lukis : Wasi Kendedes

Sebuah gambar mampu mewakili beribu kata dan menjelaskan banyak persoalan, juga bisa menimbulkan berbagai penafsiran.

Pembuat gambar tentu punya pesan yang ingin disampaikan melalui karyanya, sedang penikmat menangkap pesan sesuai dengan wawasan, kemampuan memahami dan kondisi psikologis saat menikmati karya itu.

Tak ada jaminan pesan yang ingin disampaikan sipembuat gambar, diterima scara utuh oleh sipenikmat. Tergantung pada ketelitian si penyampai pesan maupun sipenerima.

Saya berkomentar sebagai penikmat, tanpa kenal secara pribadi ataupun karya-karya sebelumnya dari Mbak Wasi Kendedes,  juga tanpa latar belakang ilmu sedikitpun tentang seni rupa, gambar atau lukisan.

Kalau benar, yang dimaksud dengan judul itu adalah malaikat yang jatuh, maka Mbak Wasi punya alasan dan latar belakangnya sendiri, dan itu tidak akan kita ketahui dengan pasti kecuali yang bersangkutan mau berbagi dengan memberikanpenjelasannya.

Dari gambar tersebut saya menangkap tentang sebuah upaya penurunan visi misi hidup kepada anaknya, generasi pelanjut kehidupannya.

Makhluk bertanduk yang menyerupai manusia! Saya sulit mencari alternatif selain, makhluk itu merupakan gambaran iblis atau syetan.

Saya tidak juga menyatakan bahwa iblis atau syetan termasuk malaikat, itu diluar kemampuan saya untuk mengkajinya, tetapi setidaknya, dari berita langit kita ketahui bahwa iblis pernah hidup sezaman dan di tempat yang sama dengan malaikat dan Adam beserta istrinya, manusia pertama.

Dikabarkan bahwa  iblis diusir dari surga, tempat yang tak ada bandingannya dari semua kenikmatan, karena pembangkangannya pada Yang Maha Kuasa. Iblis marah! Iblis sakit hati! Dendam! Dia terjatuh dari kenikmatan  yang tertinggi. 

Dia dengki, tak rela kenikmatan itu diberikan pada Adam dan keturunannya. Dia bertekad akan melanjutkan dendamnya! Okelah, takdirnya kekal di neraka, tapi dia tak ingin sendirian! Dia akan berjuang, menyeret sebanyak-banyaknya keturunan Adam untuk menemaninya.

Kelonggaran yang diberikan padanya, tak pernah menemui mati selama umur dunia, membuatnya semakin bersemangat mengkader anak keturunannya. Jumlahnya berlipat dari umat manusia yang bernyawa. Pengkaderan itu dilakukan dari buaian hingga hari kiamat tiba.

Tak ada manusia yang terbebas dari serangannya, sulit menghindari pengaruhnya, kecuali orang-orang yang selalu ikhlas mengabdi kepada Sang Pencipta, karena hanya kuasa-Nya yang mampu melindungi.


Iblis begitu masif dalam pengkaderan anak keturunannya, bagaimana dengan kita, manusia?

No comments:

Post a Comment