Sunday, October 18, 2015

Spontan Itu Asyik

Spontan Itu Asyik
#kopdar KBM Lampung, 18 Oktober 2015
Berawal dari kekecewaan tidak bisa kopdar saat Bunda Asma Nadia berkunjung ke Lampung 27 September 2015, saya mengajak teman-teman KBM yang utamanya hadir pada acara itu, untuk mengadakan kopdar.
Gayung bersambut, beberapa member mendukung.
Saya berfikir, bagaimana caranya acara itu terwujud tapi nggak pake ribet.
Pertama saya hubungi Islah Wardani yang merupakan teman seangkatan jadi member, yang saat itu anggotanya belum mencapai 10.000 orang. Dengan pertimbangan beliau punya bayi, rumahnya dekat masjid, beliau juga guru TPA di masjid, tambah suaminya sebagai salah satu pengurus masjid, maka saya minta kesediaannya untuk bertanggung jawab urusan tempat, masjid As Salam.
Urusan tempat oke. Berikutnya cari teman yang lincah bergerak. Salah satu member yang ikut acara seminar Bunda Asma Nadia dan termasuk yang pertama merespon rencana ini adalah Khairul Anwar.  Langsung tembak di tempat, minta kesediaannya mendata calon peserta. Alhamdulillah, gaya anak muda aktivis, siap saat dibutuhkan.
Menentukan tanggal.
11 Oktober banyak yang ada agenda, oke 18 Oktober, seadanya yang bisa. Niat baik jangan kelamaan ditunda.
Mikir lagi, mau ngapain ya kopdar? Mengingqt zaman sekarang tidak ada yang tidak sibuk, maka kesempatan ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Belum tentu ada kesempatan kedua. Oke, saya sanggupi untuk mengusahakan nara sumber.
Siapa ya nara sumber potensial yang bisa dimihta dukungannya? Mengingat kegiatannini tanpa anggaran biaya, yang paling masuk akal adalah narasumber lokal dan orang dekat, setidaknya sudah kenal.
Aha! Adian Saputra! Kurang apa dia kalau dijadikan nara sumber? Wartawan senior, penulis 4 buku dan saat ini pimred jejamo.com, oke, langsung inbox.
"Maaf, nggak sopan, nggak ada transportasinya," tulisku saat chat sambil cengengesan.
"Nggak apa apa, Mbak, ada kuda besi ini."
Alhamdulillah.
Saat mengajak salah seorang teman yang pernah jadi juara menulis, dia menanyakan, apa hasil nyata dari acara ini?
Hmm. Hasil nyata, berupa sesuatu yang sifatnya fisikkah?
"Gimana kalau kita buat antologi?"
"Cocok," jawabnya.
Hmm, sepertinya harus mencari nara sumber lain untuk mewujudkan itu.
Hahay! Ikhsan Aura, tepat sekali.
Subhanallah! Bukan hanya bersedia, beliau menyanggupi membuatkan spanduk dan siap membantu urusan penerbitan karya teman-teman.
Minum, snack? Tiga jam loh? Nggak tega deh, mengundang tanpa menjamu.
"Pesertanya berapa, Mi?" tanya Islah.
"Kisaran 20 orang."
"Tenang aja, Mi, insyaallah ada."
"Nggak ngrepotin, ini?"
"Nggak, Mi, sederhana aja, kan?"
"Iya, ala kadarnya, sedekah, ya. Nanti Umi tawarkan peserta lain, kalau ada yang mau sedekah snack."
Alhamdulillah, sesuai rencana. Acara berjalan seperti yang direncanakan, ngobrol santai, sharing tapi padat berisi. Keakraban begitu mudah terjalin, walau sebagian baru pertama jumpa.
Ini membuktikan, untuk membuat sebuah acara yang bermanfaat, semua bisa disederhanakan, saat semua pihak tulus ingin memberikan yang terbaik.
Siapa panitianya? Ketuanya?
Nggak ada, acara dibuat dari kita untuk kita.
Apa endingnya? Follow upnya?
1. Setiap peserta membuat tulisan tentang acara itu dan diposting.
2. Setiap peserta, utamanya yang kemarin sudah mendapatkan buku Ghandaru, ikut lomba resensi buku tsb, yang diadakan oleh Aura Publishing. Resensi diposting si wall masing2 dengan ngtag Bang #Adian, Kak #Ikhsan dan Umi #Neny.
3. Membuat antologi dengan tema memotivasi diri sendiri dalam bentuk cerpen, kisah, puisi atau artikel poluler. Antologi diberi judul SERUIT KBM LAMPUNG.
Semoga acara ini jadi salah satu batu pijakan lahirnya penulis-penulis handal Lampung.

No comments:

Post a Comment