Besok, Jumat 18 Oktober 2013, adalah hari
ulang tahunku
.
Mungkin
kalau orang lain, hari ulang tahun adalah saat yang ditunggu tunggu, karena
biasanya di hari itu segala bentuk perhatian yang mengungkapkan kasih sayang
dari orang orang yang mencintai dan dicintainya akan tumpah ruah. Momen yang
sangat tepat untuk memberi perhatian, bagi orang yang sedang mencuri perhatian
orang yang sedang berulang tahun. Di hari itu ucapan selamat ulang tahun, doa
doa dan hadiah berdatangan dari orang orang yang ada relasi dengannya. Perayaan
di hari itupun merupakan hal yang lumrah dengan berbagai bentuk acara.
Bagaimana denganku? Ulang tahun yang pertama
sampai ke empat puluh tujuh tanpa perayaan, ada beberapa temanku yang
mengucapkan selamat, tapi lebih banyak yang tidak. Hadiah? He he he dapat satu saja, wow itu sudah
kejutan bagiku. Sedih? Kalau sedang melo, ya sedih juga sih, tapi ku hibur diri
dengan mengatakan, “ Mengapa sedih ? Tidak dirayakan? Selama ini tidak
dirayakan, hidupku baik baik saja. Tidak mendapat ucapan selamat, doa dan hadiah?
Lho aku maunya mendapatkan itu semua setiap hari, kalau hanya pas ulang tahun,
lama sekali menantinya, harus menunggu satu tahun .
Aku juga tidak membiasakan
perayaan ulang tahun dalam keluargaku,
karena beberapa alasan :
1.
Pembiasaan adalah salah satu
metode pendidikan, ketika perayaan ulang tahun dibiasakan itu artinya kita sedaang mendidik bahwa hal
itu sesuatu yang biasa, kalau tidak diranyakan artinya kondisi sedang luar
biasa.
2.
Belum kutemukan hukum syariah
maupun tradisi Rosulullah dan para sahabat yang merayakan hari ulang tahunnya.
3.
Aku dan suami berasal dari
keluarga yang tidak membiasakan perayaan ulang tahun.
4.
Bayangkan, aku, suami dan enam
orang anak. Artinya dalam setahun ada delapan kali perayaan ulang tahun, wow
banget?
5.
Ucapan doa dan selamat? Setiap
pagi kucium anak anakku dan kudoakan barokallah, semoga Allah memberkahimu,
minimal setiap ba’da sholat kudoakan suami dan anakku, belum lagi ketika mereka
akan melakukan sesuatu yang khusus, misalnya ujian atau ikut lomba, mereka
minta doa, ya aku doakan. Mengapa harus menunggu pas ulang tahun. Hadiah?
Setiap ada kesempatan, aku selalu memberikan hadiah untuk meereka, baik karena mereka melaakukan kebaikan ataupun
karena memang mendapat rizki dan bisa memberi hadiah.
Lalu bagaimana
dengan hari ulang tahunku besok? Apakah berlalu begitu saja? Mengapa tidak
dimanfaatkan, bukankah kita harus memanfaatkan setiap momen untuk suatu
kebaikan?
Baiklah, aku punya
rencana. Tetap seperti yang lalu lalu, tak ada perayaan untuk ulang tahunku
kali ini, tapi aku akan memanfaatkan untuk mendapatkan banyak kebaikan. Kalau
aku minta teman teman mendoakanku setiap hari, mungkin merepotkan, karena
kalian punya orang orang lain yang lebih prioritas untuk didoakan. Dimomen ini
aku minta keikhlasan kalian untuk mendoakanku, agar doanya seragam dan sesuai
dengan apa yang kuharapkan untukku, maka aku akan menyiapkan doanya, kalian
membacanya sampai akhir, sampai akhir ya, plizzzz.
Bismillahirrohmanirrohim
Ya Allah, dengan
merendahkan diri serendah rendahnya dihadapanMu, kumohon berikanlah kebaikan
kepada hambaMu yang bernama Neny Suswati
Jadikanlah sisa
usianya seberapapun itu selalu digunakannya untuk kebaikan
Jadikan detik detik
waktunya selalu dalam ketaatan padaMu, nafasnya sebagai ibadah, seluruh gerak
sendinya bermanfaat, diamnya adalah tafakur, lisannya adalah dzikir dan ucapan
kebaikan.
Masukkanlah dia ke
dalam golongan hamba hambaMu yang selalu bersyukur, bersabar dan berjuang di
jalaMu. Jadikan diri dan keluarganya menjadi sosok teladan, inspirator,
motivator dan siapapun yang berhubungan dengannya akan lebih mengingatMu ketika
mengingatnya, memandangnya dan merasakan kehadirannya.
Ya Rahim,
tumbuhkanlah rasa kasih sayang dalam dirinya dan orang orang yang berinteraksi
dengannya, agar tak ada kebencian diantara mereka, agar terjalin silaturahim
yang Kau ridhoi. Amin
.
Terima kasih
teman teman, semua doa diats akan terpulang kepada kalian karena malaikat
mengaminkannya.
Selesai? Oh, belum.
Ada satu lagi rencanaku, nanti malam, tepat pukul 00.00, kalau aku belum tertidur aku akan memejamkan mata, membayangkan diriku berpakaian indah warna coklat
sangat muda, lengkap dengan jilbab berbunga meriah. Dengan senyum merekah,
kududuk di ruang yang sudah dihias indah, penuh bunga aneka warna, dengan
temaram sinar lampu yang lembut. Kududuk di kursi lapis beludru menantikan
kedatangan suamiku yang berdandan ala pangeran, setelan jas warna senada dengan
bajuku, menghampiriku, memegang tanganku dan mengecup dahiku dengan lembut,
seraya berkata,” I love you darling, so much, forever.” Lalu dia menyodorkan
kotak perhiasan berwana coklat berlapis emas, dibukanya dihadapanku, o ow, wow,
seuntai kalung mutiara, berbutir empat puluh delapan, berkilat terkena cahaya
lampu. Senyumku merekah semakin lebar, diambilnya kalung itu, dipakaikan ke
leherku. Sempurna.
No comments:
Post a Comment