Tahun telah berganti. Belum banyak perubahan yang mengejutkan atau
katakanlah sebuah lompatan dalam hidupku, aku merasa masih biasa biasa saja,
apalagi kalau aku tenggelam dalam kesibukan yang seolah tiada habis.
Aku masih belum bisa bebas dari kejenuhan dalam menghadapi masalah
yang itu itu saja. Aku sadar, mungkin aku belum menangkap apa kehendak ALLAH
dalam masalah itu, sehingga aku masih berkutat dengan masalah yang itu itu
juga. Biarlah sambil menunggu sampai pada titik pencarian itu, aku menikmati
apa apa yang Allah hadiahkan kepadaku.
Hadiah indah baru aku dapatkan, ketika hari ini seorang binaanku yang
pindah ke Jawa Barat setahun yg lalu menyatakan, aku sebagai inspiratornya, baik
ketika dia sedang dalam masalah atau ketika mengambil keputusan, Subhanallah, indah didengar dan sejuk dihati, semoga bukan basa basi, karena itulah kebahagiaanku
sebagai seorang murrobi (pembina tetap sebuah majelis ta'lim ). Semoga ini bukan sebuah kebanggaan kosong, tetapi aku
berharap ini berarti telah ada saluran amal jariah yang Allah hadiahkan
untukku, amin. Semoga beliau hanya mengingat yang baik baik saja dariku,
sehingga menginspirasi dan melahirkan solusi dan keputusan yang baik untuk
kehidupannya, amin.
Dulu, menjadi guru ada kemuliaan dan penghormatan yang dirasakan, tapi kini... seiring berjalannya waktu sebutan guru tidak terlalu berbeda dengan profesi lain, karena orentasi menjadi seorang guru lebih didominasi pada upaya untuk mendapatkan penghasilan berupa materi, walaupun tetap saja dari sekian komunitas guru, masih saja ada yang mempertahankan idealisme seorang guru, terlepas berapa gajinya.
Menjadi murobbi! Tidak semua kita mau, walaupun secara keilmuan mampu.Tanggung jawab moral sebagai murobbi, mungkin yang menyebabkan seseorang enggan menjamah profesi tersebut.
Murobbi kok profesi? Karena menjadi murobbi harus profesional, bukan dari penghasilannya tetapi dari pelaksanaannya. Yang membedakannya dengan seorang guru adalah pada imbalan materi yang di dapat. Tidak ada alokasi dana untuk menggaji seorang murobbi, hatta sekedar pengganti transport. Tetapi keyakinan bahwa Allah akan menggajinya jauh lebih berlipat dari kemampuan manusia manapun yang bisa menggajinya, membuat seorang murobbi tetap bersemangat walau untuk transpor harus merogoh kocek sendiri.
Manusiawi, jika seorang murobbi ingin melihat hasil dari jerih payahnya. Perubahan perilaku binaanlah yang diharapkan sebagai hasil dari upayanya.
Ketika menyaksikan binaannya bisa membaca Al Quran dengan benar setelah sekian lama dibimbing dengan sabar.
Ketika binaannya berpenampilan sempurna dalam menutup aurat setelah sekian tahun diteladankan.
Ketika binaannya lebih kuat dalam menghadapi ujian hidup.
Ketika binaannya lebih berakhlak dalam kehidupan sehari hari.
Ketika binaannya lebih dekat kepada Allah dan mengurangi keluh kesahnya
Lebih lebih lagi ketika binaannya juga mengambil bagian menjadi seorang murobbi.
Ketika binaannya berpenampilan sempurna dalam menutup aurat setelah sekian tahun diteladankan.
Ketika binaannya lebih kuat dalam menghadapi ujian hidup.
Ketika binaannya lebih berakhlak dalam kehidupan sehari hari.
Ketika binaannya lebih dekat kepada Allah dan mengurangi keluh kesahnya
Lebih lebih lagi ketika binaannya juga mengambil bagian menjadi seorang murobbi.
No comments:
Post a Comment