Friday, September 26, 2014

Status Gaje

"Umi sekarang sering banget deh bikin status gaje," halaaah, pagi-pagi siganteng berkicau.

"Apa sih, Chie? Berisik!" Umi yang sibuk bersiap mau ikut pelatihan merasa terganggu.

"Status Umi itu lho, tentang Harish terus! Hal-hal remeh aja di buat status."

"Urusan anak, nggak ada yang remeh, Chie! Betapa bahagianya orang tua melihat perkembangan anak, sekecil apapun. Dari perkembangan yang sedikit-sedikit dan bertahap itu, bila didampingi dan dibimbing dengan baik, maka akan menjadi sumbangan yang besar pada karakter yang terbentuk."

"Ya, apa harus di buat status?"

"Nggak harus juga, sih. Hanya ingat, waktu sebelum dan awal menikah, bagaimana cara Umi belajar dan mempersiapkan diri untuk mendidik anak. Dulu sarana belum secanggih ini, Umi rajin silaturahim ke teman-teman yang sudah punya anak, untuk memperhatikan, bagaimana mereka mendidik dan membimbing anak. Umi pikir, mungkin dengan status yang kata Richie gaje ini, ada satu dua orang yang mengambil manfaatnya, soalnya tidak ada fakultas untuk menjadi ibu."

"Kemarin ada yang komentar negatif, lho, Mi."

"Yo ora po po, hak setiap orang mengomentari apa yang dilihat atau dibacanya. Tapi hak Umi juga tho, buat status di wall sendiri."

"Iya, sih, tapi rasanya nggak enak aja kalau ada yang komentar negatif terhadap status Umi."

"Terima kasih, Umi jadi terharu, Richie perhatian banget sama, Umi."

"Laaaah, malah ge er," Richie mecucu, bibirnya maju.

"Apapun komentar, Umi terima sebagai bentuk perhatian. Umi jadikan masukan untuk pertimbangan melangkah ke depan. Eh, senang baca status gaje apa galon?"

"Mulai...nyindir...udah ah, Richie mau mandi. Eh, Umi buat sarapan apa?"

"Tuh, nasi goreng. Mandi dulu, seperti Harish aja, sarapan dulu, baru mandi."

No comments:

Post a Comment