Thursday, August 18, 2016

Hukum Jalanan 6

Semua sudah terjadi, tak perlu ada yang disesali, tugas kita adalah mengambil pelajaran dari peristiwa ini agar ada nilai-nilai yang bisa jadi pegangan dalam langkah ke depan.

1. Tak ada peristiwa yang terjadi tanpa izin Allah, hatta selembar daun kering yang jatuh dari tangkainya. Sikap terbaik adalah menerimanya dengan lapang dada, walau  di awal tentu dengan proses pemaksaan yang menyakitkan.

2. Menjadikannya sebagai sarana evaluasi diri dari berbagai sisi. Selalu ada keterkaitan antara kemarin, hari ini dan esok, walau kadang kita tidak segera memahami dengan pasti, benang merah sebagai penghubungnya.

#bisa jadi ada langkah yang kurang hati-hati dalam perencanaan dan pelaksanaannya.
#bisa juga sebagai pilihan Allah karena kasih sayang-Nya, wasilah pengampunan dosa-dosa kita yang menggunung, Alhamdulillah, bukan musibah yang lebih berat dari ini.
#bisa juga sebagai pengingat, mungkin ada ibadah-ibadah kita yang perlu diperbaiki, atau ada sikap kita yang kurang baik pada orang lain, sehingga musibah ini sebagai pengabulan doanya untuk kita.
#bisa juga sebagai pengantar kebaikn-kebaikan yang Allah berikan, inna ma'al usyri yusro, sesungguhnya bersama kesulitan, ada kemudahan. Fokus pada kemudahan yang akan datang,ntentu dengan upaya penyambutannya. Kemudahan itu bisa berupa rizki yang tak terpikirkan sebelumnya, bisa persaudaraan dan silaturahim yang semakin baik, bisa juga jalan-jalan yang selama ini sulit sekali kita membukanya.

3. Meningkatkan kualitas diri, meningkatkan rasa syukur dengan  mengambil sudut pandang yang tepat dalam peristiwa ini, meningkatkan kemampuan untuk lebih mudah memaafkan.

4. Mencatat point penting dan menggunakannya untuk langkah ke depan.

Tak ada kebaikan dari sebuah peristiwa, kecuali dia akan lebih mendekatkan diri kita kepada-Nya.

No comments:

Post a Comment