Sunday, May 8, 2016

Siapa Suka Dinilai?

Jika mendapat nilai baik saat ujian, tentu itu yang diharap.

Jika lulus saat ikut tes, karena nilai yang tinggi, tentu itu harapannya.

Jika dinilai sebagai orang yang baik hati, dermawan, suka membantu, sabar, perhatian, cerdas, hmmm, Alhamdulillah, tapi senang juga, kan?

Bagaimana jika ada yang menilai apalagi menjudge kita dengan bod**, tol**, lemah, tidak tahan banting, baperan, temperamental, ceng***, kurang smart, lembon, dsb?

Mau marah?

Apa cuek, abaikan, EGP?

Apa membalas xenganmkata-kata yang lebih menyakitkan walau tanpa bukti!

Yok smart!

Jika ada yang menilai kita dengan aroma negatif, boleh marah, nggak suka, sedih, bahkan nangis bombay, tapi jangan berhenti sampai disitu!

Jangan sampai reaksi kita membenarkan penilaian itu!

Kembalikan pada yang memberi penilaian untuk membuktikan, di mana letak benarnya apa yang dikatakan.

Kalau mereka mampu menunjukkan, dan ternyata itu benar, makamitu keuntungan! Kita jadi tahu kelemahan dan kekurangan itu dari penilaianmobyektif, bukan sekedar perasaan kita.

Jika mereka tak mampu membuktikan, bisa jadi penilaian itu sekedar bentuk kecemburuan mereka atas kelebihan kita, dan mereka tanpa sadar mengakui itu.

So, ambil keuntungan dan pelajaran dari setiap kejadian, sepedih apa pun rasa yang sempat mampir di hati kita.

No comments:

Post a Comment